loading…
Fiersa Besari berhasil selamat dari cuaca buruk yang melanda Puncak Carstensz, Papua. Sementara beberapa pendaki mengalami hipotermia hingga kehilangan nyawa. Foto/Instagram @fiersabesari
Fiersa dan rekannya, Furky Syahroni, mampu bertahan dan mencapai basecamp Yellow Valley dengan selamat pada 28 Februari 2025 pukul 22.48 WIT. Ada beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap keselamatan pelantun Celengan Ridu itu dalam pendakian ke Puncak Carstensz .
Mulai dari strategi pendakian yang tepat, kesiapan fisik dan mental, hingga pengalaman dan manajemen risiko yang baik. Seperti diberitakan sebelumnya, dua pendaki asal Jakarta dan Bandung, Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono meninggal dunia akibat hipotermia saat menuruni Puncak Carstensz pada 1 Maret 2025.
Berikut beberapa faktor yang memengaruhi keselamatan Fiersa Besari dalam pendakian ke Puncak Cartensz dikutip dari akun Instagram @fiersabesari, Senin (3/3/2025).
3 Penyebab Fiersa Besari Selamat dari Cuaca Buruk di Puncak Carstensz
Foto/Instagram@fiersabesari
1. Keputusan untuk Turun Lebih Awal
Salah satu faktor krusial yang menyelamatkan penyanyi 41 tahun ini dari bahaya cuaca buruk adalah keputusan strategisnya untuk turun lebih awal. Berdasarkan keterangannya, Fiersa dan Furky berhasil mencapai puncak dan kembali ke basecamp Yellow Valley (YV) pada 28 Februari 2025 pukul 22.48 WIT.
Mereka tidak menunda perjalanan turun dan langsung bergegas kembali sebelum kondisi cuaca semakin memburuk. Pendakian di gunung-gunung bersalju, termasuk Carstensz Pyramid, sangat bergantung pada momentum dan kondisi cuaca.
“Rangkaian tragedi yang menimpa Bu Lilie dan Bu Elsa, juga tiga korban lainnya yang pada saat itu masih terjebak di area tebing, baru saya dan Furky Syahroni ketahui setelah kami tiba di basecamp YV (kami tiba 28 Februari 2025 – 22:48 WIT, dapat kabar 1 Maret 2025 – sekitar 04 WIT),” tulis Fiersa dikutip dari Instagram @fiersabesari.