loading…
Wamenpora Taufik: Pemuda Punya Peran Strategis, Koordinasi Lintas Sektor Jadi Kunci Majukan Kepemudaan dan Olahraga
Rakor yang digelar di Auditorium Wisma Kemenpora, Jakarta, diikuti oleh perwakilan dari 58 K/L. Agenda ini sekaligus menjadi kick-off penyusunan Perpres baru yang juga memuat Rencana Aksi Nasional (RAN) Pelayanan Kepemudaan.
“Rakor hari ini sebagai kick-off penyusunan Perpres yang baru, yang akan memuat RAN Pelayanan Kepemudaan. Forum ini menjadi langkah awal untuk menyatukan pemahaman, memperkuat sinergi, dan merumuskan arah kebijakan lintas sektor dalam pelayanan kepemudaan,” ujar Wamenpora Taufik.
Menurutnya, pemuda memiliki peran strategis sebagai penggerak pembangunan bangsa, termasuk dalam dunia olahraga yang kini menjadi kekuatan lunak (soft power) Indonesia di mata dunia. Ia menegaskan bahwa pembangunan kepemudaan tidak bisa dilakukan secara sektoral, melainkan perlu keterlibatan lintas sektor.
“Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan menegaskan bahwa pemuda adalah WNI berusia 16 hingga 30 tahun, masa kehidupan yang penuh energi dan potensi untuk membawa perubahan nyata dalam masyarakat. Persoalan pemuda bersifat lintas sektor,” lanjutnya.
Sektor-sektor yang berkaitan dengan pemuda, termasuk pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kewirausahaan, kesetaraan gender, serta partisipasi dan kepemimpinan, harus beriringan dengan agenda pembinaan olahraga nasional.
“Koordinasi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan sangat diperlukan agar pelayanan kepemudaan dapat berjalan secara holistik, terintegrasi, dan berkelanjutan,” imbuh Taufik.
Ia pun menekankan pentingnya keberlanjutan proses penyusunan kebijakan ini agar benar-benar menjawab tantangan zaman, khususnya dalam menyiapkan generasi emas menuju Indonesia Emas 2045.
“Kick-off hari ini harus berkelanjutan, semua masukan akan kita tampung dan kita godok hingga menuju ke langkah selanjutnya. Harus ada timelinenya, jangan sampai tidak ada kelanjutannya. Semua harus berkomitmen bergerak cepat untuk meningkatkan kualitas kepemudaan menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan, Yohan, menambahkan bahwa pelayanan kepemudaan harus mampu melahirkan pemimpin masa depan, termasuk dari kalangan atlet dan insan olahraga yang diberdayakan secara utuh.
“Dengan begitu program kegiatan yang dilakukan betul-betul bisa memberdayakan pemuda, pemuda tidak hanya sebagai objek pembangunan tetapi sebagai subjeknya pembangunan,” kata Yohan.