loading…
Kinerja keuangan PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (Maybank Indonesia atau Bank) sepanjang 2024 mencatat kenaikan laba. (Foto: dok Maybank Indonesia)
Salah satu bank terkemuka di Indonesia yang memiliki jaringan Maybank Group ini berfokus pada upaya meraih pertumbuhan ‘super growth’ guna memperkuat fundamentalnya terutama pada segmen-segmen inti, seperti kredit segmen korporasi dalam negeri berskala besar, segmen non-ritel Usaha Kecil Menengah (UKM), dan segmen ritel pembiayaan otomotif.
Selain itu, Bank mengimplementasikan inisiatif strategis yang didasarkan pada strategi M25+ Grup Maybank. Strategi ini berfokus pada peningkatan operasional bisnis dan kemampuan teknologi, serta memperkuat pendekatan ‘One Maybank’ untuk mendorong pertumbuhan melalui segmen-segmen bisnis yang memiliki potensi pertumbuhan lebih lanjut.
Dukungan strategis ini telah mendorong pertumbuhan kredit sebesar 10 persen di seluruh segmen inti menjadi Rp127,58 triliun pada 31 Desember 2024 dari Rp116,00 triliun tahun sebelumnya. Kredit segmen non-ritel Community Financial Services (CFS) naik 19,7 persen menjadi Rp36,87 triliun dari Rp30,81 triliun yang didorong oleh pertumbuhan kredit komersial Business Banking sebesar 25,0 persen, kredit UKM sebesar 22,4 persen serta kredit segmen Retail SME (RSME) sebesar 14,1 persen.
Kredit segmen ritel CFS tumbuh 5,8 persen menjadi Rp46,00 triliun dari Rp43,47 triliun ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan otomotif anak usaha sebesar 5,9 persen, KPR sebesar 4,7 persen serta bisnis ritel kartu kredit dan KTA sebesar 11,3 persen.
Kredit korporasi Global Banking juga mencatat pertumbuhan sebesar 7,2 persen menjadi Rp44,71 triliun dari Rp41,72 triliun yang didukung pertumbuhan kredit segmen Large Local Corporates (LLC) yang signifikan sebesar 65,2 persen dan kredit segmen Financial Institution Group (FIG) yang tumbuh 10,1 persen.
Pembiayaan berkelanjutan, sesuai kategori yang ditetapkan dalam Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) POJK 51/2017, tercatat sebesar Rp22,09 triliun pada Desember 2024 didukung pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebesar Rp17,12 triliun. Pada tahun yang sama, Bank membiayai sektor transportasi ramah lingkungan sebesar Rp346 miliar dan sektor energi terbarukan sebesar Rp56 miliar. Inisiatif pembiayaan berkelanjutan ini memberikan kontribusi sebesar 19,4 persen terhadap portofolio kredit Bank.
Pertumbuhan kredit yang dibukukan Bank pada 2024 berkontribusi pada peningkatan aset konsolidasian sebesar 14,8 persen menjadi Rp197,18 triliun dari Rp171,80 triliun. Pendapatan Bunga (Interest Income) meningkat sebesar 10 persen seiring dengan meningkatnya saldo kredit dan pendapatan dari komposisi aktiva produktif yang lebih baik pada 2024.
Beban bunga tetap tinggi sehingga menyebabkan Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income/NII) turun 1,8 persen. Margin Bunga Bersih (Net Interest Margin/NIM) terkontraksi sebesar 59 bps menjadi 4,4 persen. Pendapatan fee-based naik sebesar 5,8 persen menjadi Rp2,15 triliun dari Rp2,04 triliun ditopang oleh pendapatan fees dari asset recovery yang dibukukan hampir dua kali lipat, serta kontribusi dari bisnis pembiayaan otomotif roda dua anak usaha dan pendapatan biaya terkait layanan Premier banking (Wealth Management). Demikian juga, pendapatan fee-based ini telah mengimbangi penurunan pendapatan fees transaksi Global Market.
Simpanan nasabah naik 3,0 persen menjadi Rp119,00 triliun dari Rp115,50 triliun, didorong pertumbuhan CASA sebesar 6,6 persen terdiri dari giro yang tumbuh 10,8 persen dan tabungan tumbuh sebesar 0,3 persen. Pertumbuhan CASA ini sejalan dengan strategi Bank dalam mengelola biaya dana yang efisien serta berkelanjutan. Rasio CASA menguat menjadi 52,9 persen, naik dari 51,1 persen tahun sebelumnya.