Aku Punya Kelemahan Tersembunyi di Tubuh

Oleksandr Usyk mengakui bahwa ia memiliki kelemahan tersembunyi menjelang pertandingan ulangnya dengan Daniel Dubois di Wembley Stadium, London, 19 Juli mendatang. Pasangan juara kelas berat ini pertama kali berhadapan di Wroclaw, Polandia, pada tahun 2023 dalam sebuah laga yang penuh dengan kontroversi.

Dubois menyerang Usyk dengan sebuah pukulan ke arah sabuknya pada ronde kelima, yang menyebabkan Usyk berlutut kesakitan. Wasit memutuskan bahwa pukulan itu rendah dan memberi waktu lebih dari tiga menit bagi Usyk untuk memulihkan diri dari serangan tersebut.

Usyk kemudian melanjutkan dengan mengungguli Dubois dari London, dan akhirnya menghentikannya pada ronde ke-9. Tim Dubois sangat marah setelah kontes ini, meyakini bahwa pukulan pada Ronde 5 adalah sah dan Usyk seharusnya dihitung oleh wasit. Mereka mengajukan banding ke WBA namun tidak berhasil.

Menjelang pertandingan ulang, promotor Dubois, Frank Warren, menyatakan bahwa Usyk memiliki kelemahan di bagian tubuh dan anak buahnya harus mengincar bagian tersebut. Usyk mengakui bahwa ia memiliki kelemahan – namun tidak seperti yang dipikirkan Warren.

“Ya, saya memiliki kelemahan, tetapi tidak ada yang tahu tentang kelemahan ini kecuali saya,” kata Usyk kepada beberapa anggota media. “Jadi saya memiliki kelemahan, tetapi tidak ada yang tahu tentang kelemahan ini selain saya. Saya tidak akan pernah mengatakannya kepada siapa pun. Jadi kelemahan itu tersembunyi di dalam telur, dan telur tersembunyi di dalam anjing, dan anjing tersembunyi di dalam … di dalam naga.”

Dubois, pemegang gelar kelas berat IBF, mungkin mampu menunjukkan kerentanan tersebut. Dia telah unggul dalam tiga penampilan terakhirnya, membongkar dan menghentikan Jarrell Miller, Filip Hrgovic, dan pemegang sabuk juara dunia dua kali Anthony Joshua – yang terakhir ini merupakan pencapaian yang bahkan tidak dapat dilakukan oleh Usyk dalam dua kali kesempatan, dengan meraih sepasang kemenangan angka atas “AJ.”

“Saya tidak pernah memikirkan lawan saya, namun saya mengerti bahwa mereka adalah petarung yang sangat serius,” kata Usyk. “Dan saya selalu … Saya tidak meremehkan mereka. Dan saat saya berlatih untuk mereka, saya berlatih dengan serius. Dalam latihan, kami bersenang-senang dan bercanda, namun kami semua sangat, sangat serius. Dan bahkan jika ada saat-saat di mana saya tidak ingin melakukan hal-hal tertentu, atau saya merasa lelah, saya akan berusaha lebih keras lagi dalam latihan hari itu. Dan setiap orang di kamp, jika mereka berpikir bahwa mereka tidak dapat melakukan hal-hal tertentu, mereka harus melakukannya. Karena saya melakukannya.”

(yov)