loading…
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku tidak pernah menggunakan Istana Negara ketika mengundang pimpinan partai politik (parpol) selama menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia. FOTO/ACHMAD AL FIQRI
Pengakuan itu ia sampaikan kepada sebanyak 38 Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat yang berkunjung ke Cikeas, Jawa Barat, Minggu (23/2/2025).
“Misalnya, kalau saya perkuat berkomunikasi dengan para pimpinan partai, tidak mungkin saya gunakan Istana. Biar steril, saya gunakan tempat ini. Di sini,” kata SBY, Minggu (23/2/2025).
Hal yang sama dilakukannya untuk mengatasi adanya masalah ekonomi. SBY menceritakan dirinya pernah mengundang pengusaha di hari libur ke kediamannya hanya semata-mata untuk mencari jalan keluar krisis ekonomi pada 2008.
“Demikian juga ketika lobby dengan dunia usaha, ketika krisis 2008. Karena hari libur, saya tetap ingin ketemu. Saya minta tolong, eh, pengusaha jangan cepat-cepat PHK. PHK rakyat kita sengsara. Nggak punya pekerjaan,” tuturnya.
Bahkan, menurut Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu, kediamannya juga pernah menjadi tempat berunding pemilihan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 2009. Saat itu SBY mengatakan mendukung Taufiq Kiemas untuk menjadi Ketua MPR.
“Waktu kita memikirkan siapa Ketua MPR 2009, di ruangan ini, berkumpul para pemimpin partai politik termasuk Golkar, almost all. Saya bilang, bismillah kita dukung Pak Taufiq Kiemas,” ucap SBY.
“Bapak, benar? Begitu?’ Ya. Saya ingin politik jangan terlalu terpolarisasi. Why not? Di ruangan ini, akhirnya semua partai politik mendukung dan aklamasi,” katanya.
(abd)