loading…
PT Freeport Indonesia (PTFI) mempercepat perbaikan smelter dengan mendatangkan komponen-komponen kritikal menggunakan pesawat kargo Antonov. FOTO/dok.SINDOnews
“Pemilihan pesawat kargo menjadi solusi terbaik karena waktu pengiriman komponen dari luar negeri hanya memakan waktu 35 jam, jauh lebih cepat dibandingkan dengan pengiriman melalui kapal laut yang membutuhkan waktu hingga 60 hari,” ujar Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas dalam keterangan tertulis, Selasa (4/3/2025).
Dia menjelaskan langkah ini diambil untuk memastikan proses perbaikan berjalan efektif dan efisien agar smelter dapat segera kembali beroperasi. Proses logistik udara ini diharapkan dapat menghemat waktu yang sangat berharga dalam upaya perbaikan CGC Plant.
“Komponen-komponen yang rusak harus segera diproduksi ulang dan tersedia dalam waktu singkat agar proses perbaikan dapat segera dilaksanakan,” kata dia.
Dia menjelaskan salah satu alasan penggunaan pesawat Antonov adalah ukuran komponen penting seperti Wet Electrostatic Precipitator internals (bundel tabung) dan metal expansion joints yang diproduksi di Jerman, yang terlalu besar untuk diangkut menggunakan pesawat kargo reguler. Sementara, pengiriman menggunakan kapal laut akan memakan waktu yang sangat lama.
PTFI merencanakan tiga kali pengiriman menggunakan pesawat Antonov, dengan total berat kargo mencapai 75,7 ton. Pengiriman pertama dilakukan pada 6 Februari 2025, dilanjutkan dengan pengiriman kedua pada 25 Februari 2025, dan pengiriman terakhir pada 2 Maret 2025, yang langsung dikirim dari Frankfurt, Jerman, menuju Bandara Juanda, Surabaya.
Setiap penerbangan memakan waktu sekitar 35 jam. Selain menggunakan pesawat Antonov, PTFI juga memanfaatkan pesawat Boeing 747 untuk pengiriman perdana komponen pada 29 November 2024, dengan total berat 58 ton.
Tony mengapresiasi atas kerja sama antara Freeport Indonesia dan seluruh pihak terkait dalam proses ini. Dengan langkah-langkah tersebut, PTFI berharap smelter akan segera beroperasi kembali, mendukung kelangsungan produksi, serta mempercepat pemulihan fasilitas yang sangat penting bagi industri pertambangan di Indonesia.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, TNI AL dan AU, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur I, Kantor Bea Cukai Juanda, serta semua pihak yang telah mendukung kelancaran pengiriman ini,” tutur Tony.
(nng)