loading…
Mantan Menkes Siti Fadilah Supari mengkritik tajam uji klinis vaksin TBC M72 yang kini dijalankan di Indonesia. Foto/SindoNews
Pemerintah berargumen bahwa uji vaksin ini penting untuk menekan angka kematian akibat TBC yang masih tinggi. Namun, sebagian publik mempertanyakan mengapa vaksin yang masih dalam tahap uji coba diterapkan secara besar-besaran, dan apakah benar semua proses dilakukan dengan transparan dan penuh pengawasan.
Di sinilah kritik Siti Fadilah menjadi sorotan. Siti Fadilah menyerukan agar negara kembali memegang kontrol penuh atas arah kebijakan kesehatan RI.
Baca juga: Bill Gates dan Bisnis Vaksin: Sumbang Rp2,6 Triliun tapi Minta Uji Vaksin TBC pada Rakyat Indonesia
Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menambah deret kontroversi lewat celetukannya soal ukuran celana sebagai indikator “lebih cepat menghadap Tuhan,” yang dia sampaikan dalam konteks obesitas.
Tak lama berselang, Budi Gunadi juga mengusulkan agar dokter umum di daerah terpencil dilatih untuk melakukan operasi caesar. Gagasan ini langsung menuai protes dari organisasi profesi medis yang khawatir soal kompetensi dan keselamatan pasien.
Baca juga: Vaksin TBC Diuji Coba, Ini Gejala Tuberkulosis yang Patut Diwaspadai
Dari soal vaksin, celetukan tubuh, hingga redefinisi peran dokter, tampak ada kegamangan dalam arah kebijakan kesehatan nasional. Ketika kritik dilontarkan oleh sosok sekelas Siti Fadilah, itu bukan sekadar nostalgia masa lalu melainkan sinyal bahwa kesehatan publik tidak boleh diatur tergesa, tanpa fondasi ilmiah dan etika yang kuat.
Simak selengkapnya dalam dialog mendalam bersama Yudi Handoyo dan Siti Fadilah Supari dalam One On One, Jumat, 16 Mei 2025 pukul 21.30 WIB di SindoNews TV.
https://www.youtube.com/watch?v=deEHgUd
(cip)