loading…
Seperti yang kita tahu, keandalan laporan keuangan bukan hanya penting untuk mematuhi regulasi, tapi juga untuk membangun kepercayaan. Foto/Dok
Managing Partner Govenance Risk Control (GRC) Consulting & Technology Consulting RSM Indonesia, Angela Simatupang, dalam sambutannya, menegaskan bahwa kepercayaan adalah pondasi utama dalam pengelolaan keuangan .
“Regulasi ini mungkin terdengar seperti ‘hal yang biasa’ di dunia perbankan, tapi sebenarnya ini adalah peluang besar untuk kita semua meningkatkan standar tata kelola, terutama di bidang pelaporan keuangan. Seperti yang kita tahu, keandalan laporan keuangan bukan hanya penting untuk mematuhi regulasi, tapi juga untuk membangun kepercayaan. Kepercayaan adalah aset paling berharga bagi bank , baik dari regulator, pemegang saham, maupun masyarakat luas,” ujar Angela Dalam keterangannya, Sabtu (25/1/2025).
“Pengendalian internal atas pelaporan keuangan, atau yang sering disebut internal control over financial reporting (ICoFR), sebenarnya memiliki banyak manfaat yang sering kali terlewatkan. Dengan ICoFR yang baik, bank tidak hanya memenuhi kewajiban regulasi, tapi juga menjamin keandalan laporan keuangan, meminimalkan risiko kecurangan, dan membangun kepercayaan stakeholder,” sambung Angela.
Angela juga menggarisbawahi tantangan utama dalam implementasi ICoFR, seperti kompleksitas regulasi, kesenjangan keterampilan, adaptasi teknologi, dan perubahan budaya organisasi.
“Tapi jujur saja, menerapkan ICoFR itu tidak selalu mudah. Ada beberapa tantangan besar yang sering kami temui. Seperti di antaranya, kompleksitas regulasi terkait, bagaimana menerjemahkan aturan yang detail menjadi langkah operasional di mana proses ini bukan hal yang instan. Kemudian kesenjangan keterampilan, banyak organisasi yang masih menghadapi keterbatasan SDM yang benar-benar paham soal pengendalian internal,” jelas Angela.
Lalu terkait adaptasi teknologi di mana sistem informasi tentu harus diperbaharui agar sesuai standar regulasi dan ini butuh investasi. Ia menekankan, soal perubahan budaya organisasi yang menjadi salah satu tantangan untuk mengubah kebiasaan di semua level agar accountable.
Dalam menghadapi berbagai tantangan ini Angela Simatupang menyampaikan, bahwa solusinya adalah kembali kepada 3 hal penting, yakni komitmen dari pimpinan, investasi di kebijakan, teknologi, dan pelatihan, serta pemantauan rutin.
“Pertama, komitmen dari pimpinan. Kalau direksi dan dewan komisaris sudah sepakat mendukung maka separuh tantangan sudah selesai. Kedua, investasi di kebijakan dan teknologi dan pelatihan – ini semua dasar untuk memastikan bahwa ICoFR bisa berjalan efektif. Ketiga, pemantauan yang rutin. Jangan lupa, pengendalian itu bukan sesuatu yang sifatnya one time, tapi harus selalu dievaluasi dan diperbaiki,” lanjutnya.